"TAMPAYANG",,, yah begitulah nama ini yang terlintas dan langsung melekat saat terpikir untuk memiliki sebuah personal blog yang sebenarnya sudah lama diidam-idamkan. Tampayang merupakan pengucapan dalam bahasa ambon sehari-hari atau dalam bahasa Indonesia disebut "Tempayan". Tampayang adalah sebuah wajan atau tempat untuk menampung air yang berbentuk guci yang biasanya terbuat dari tanah liat atau batu... Sedikit terinspirasi oleh cerita "Tampayang Tua" yang berada di Gunung Sirimau atau lebih dikenal dengan nama "Tampayang Sirimau". Kadang juga disebut "Tampayang Soya" karena Gunung Sirimau itu berada di Desa Soya Kota Ambon. Tampayang tersebut berada di puncak Gunung Sirimau atau berada di ketinggian sekitar 600 Mdpl. Menariknya dari dahulu kala Tampayang ini selalu terisi air dan tak pernah kering walau di musim kemarau. Bahkan ada sebagian masyarakat yang meyakini air di dalam tampayang itu bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Banyak Versi sejarah tentang Tampayang ini. Salah satu versi menerangkan "Cerita
tempayan bermula dari banyak wisatawan yang berkunjung di gunung
sirimau tetapi sayang disana tidak ada air untuk diminum. Jadi ada orang
yang tinggal di gunung itu yang merasa kasihan melihat wisatawan yang
kehausan, maka Ia membuat sebuah tempayan dari tanah liat dan mengisi
air di dalamnya untuk di minum. Karena kasihnya kepada orang lain sangat
besar, maka Tuhan memberkati beliau dan tempayannya itu. Akhirnya
tempayan itu tidak pernah kering".
Versi lain menyebutkan : Tempayan Tua merupakan kenang-kenangan untuk raja Soya yang diberikan
kerajaan Majapahit, atas pengakuannya terhadap kerajaan terbesar di
nusantara itu. Bahkan oleh Raja Soya saat itu memberikan gelar kepada
raja Majapahit dengan sebutan “Upulatu Sirimau Mas Raden Labu Inang
Mojopahit”.
Ada juga versi sebagian masyarakat di Soya menyebutkan : Tempayan Tua tersebut merupakan hibah atau pemberian kepada raja dari
Rumatau Hitijahubessy karena diterima untuk menjadi penduduk Soya. Sejak saat itu Rumatau Hitijahubessy menjadi salah satu keluarga atau
kelompok masyarakat Soya yang tergabung dalam soa pendatang yang lebih
dikenal dengan Soa Erang. Bahkan ada juga yang menyebutkan bahwa Tampayang itu milik para pedagang (katanya dari Tionghoa) yang disediakan untuk para pedagang sering melintasi di jalur itu,,,
Lain halnya dengan segelintir masyarakat kota ambon yang menyebut Tampayang tua tersebut dengan sebutan "Tampayang Setan". Entah dari mana mulanya hingga digunakan kata "Setan", mungkin dianggap tampayang itu milik Setan atau dijaga Setan ataukah ada berbagai cerita mistik lainnya dibalik tampayang itu. Memang, banyak cerita di zaman penjajahan itu yang sengaja dipelesetkan yang yang pastinya memiliki tujuan dan misi tertentu. Mungkin saja ingin menghilangkan ingatan masyarakat akan asal usulnya, akan perjuangan leluhurnya di masa lalu, dan berbagai propaganda lainnya. Seperti kisah Sebuah Mata Air di yang di dekatnya ada bekas telapak kaki Imam Besar di masa perjuangan islam ambon menentang Bangsa Penjajah, kemudian tempat tersebut diplesetkan namanya menjadi "Air Kaki Setan". Sama halnya dengan kisah "Nene Luhu" yang adalah seorang srikandi islam di Negeri Soya lama di masa perjuangan islam ambon menentang Bangsa Penjajah, kemudian diplesetkan ceritanya menjadi arwah yang gentayangan dan suka menggoda laki-laki yang mata keranjang, bahkan suka menculik anak-anak karena katanya Nenek Luhu dulunya ingin menikah dengan perwira asing dan memiliki anak namun tidak terpenuhi karena dilarang Raja yang adalah bapaknya sampai akhirnya meninggal dunia. Mungkin alangkah baiknya mengambil sisi positif dari cerita ini, setidaknya mungkin sebagai suatu peringatan untuk laki-laki hidung belang di masa itu, ataupun untuk anak-anak kecil agar tidak pergi jauh dari rumah nanti diculik "Nene Luhu",,, Mungkin Seperti Itulah,,,, :)
Harapannya Blog ini akan berfungsi sama seperti judulnya "Tampayang" sebagai penampung air yang dimanfaatkan dalam kehidupan. Sehingga Blog ini juga diharapkan sebagai suatu wadah yang menampung berbagai informasi dan cerita yang bermanfaat bagi semua orang. Kata "Maluku" sengaja ditambahkan sebagai identitas, asal dan kecintaan akan masyarakat dan bumi Maluku.
Itu Sudah,,,,,