Lokasi taman laut Banda terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api, Pulau Ai, Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta. Tepatnya terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku Tengah. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan menumpang kapal feri dari kota Ambon selama satu malam.
Kegiatan wisata bahari di perairan Banda beraneka ragam, seperti melihat taman laut dari atas perahu, menyelam, memancing ikan tuna dan cakalang, melihat ikan paus, lumba-lumba, burung laut dan menyaksikan Arombai Manggurebe (Lomba Belang atau balap perahu). Musim kunjungan sebaiknya pada pada musim teduh (musim laut tidak berombak), yang terjadi pada bulan Maret, April, Mei, September, Oktober dan Nopember. wisatawan dapat mencoba sendiri menggunakan alat pancing untuk menangkap ikan tuna dan cakalang.
Taman laut Banda memiliki 350 spesies biota laut, termasuk berbagai jenis kerang purba yang saat ini hampir punah. Keindahan taman laut yang di dalamnya terdapat berbagai macam ikan, akan semakin memanjakan para penyelam.
Jasa pelayanan guide dapat membantu wisatawan untuk menggunakan alat-alat pancing, sekaligus menjelaskan proses penangkapan ikan cakalang yang dilakukan oleh nelayan.
Di Pulau Banda terdapat banyak toko yang menjual berbagai souvenir, seperti miniatur kapal dalam botol, anyaman bambu alat memetik pala dan benda-benda replika peninggalan Belanda dan Portugis. Terdapat pula beberapa guest house yang disewakan untuk menginap
Taman laut Banda memiliki 350 spesies biota laut, termasuk berbagai jenis kerang purba yang saat ini hampir punah. Keindahan taman laut yang di dalamnya terdapat berbagai macam ikan, akan semakin memanjakan para penyelam.
Jasa pelayanan guide dapat membantu wisatawan untuk menggunakan alat-alat pancing, sekaligus menjelaskan proses penangkapan ikan cakalang yang dilakukan oleh nelayan.
Di Pulau Banda terdapat banyak toko yang menjual berbagai souvenir, seperti miniatur kapal dalam botol, anyaman bambu alat memetik pala dan benda-benda replika peninggalan Belanda dan Portugis. Terdapat pula beberapa guest house yang disewakan untuk menginap
Menyaksikan keindahan taman laut Banda adalah obyek wisata bawah air termasyhur di dunia. Taman laut Banda yang memiliki 350 species biota laut adalah sebuah taman laut terindah di dunia. Lokasi taman laut Banda ada di pesisir pulau Neira, pulau Gunung Api, pulau Ai, pulau Sjahrir dan pulau Hatta.
Mengunjungi taman laut selain melihat keindahan karang laut juga dapat menikmati keanekaragaman ikan termasuk berbagai jenis ikan dan kerang purba yang saat ini disuakakan seperti ikan Napoleon dan sebagainya. Selain wisata bahari bawah laut, wisata bahari lainnya adalah seperti memancing ikan tuna dan cakalang di perairan Banda, termasuk pula melihat keindahan ikan paus dan lumba-lumba serta burung laut. Wisata bahari ini dapat dilakukan pada musim teduh (musim laut tidak berombak), dua kali dalam setahun yaitu bulan Maret,
Indahnya proses penangkapan ikan cakalang dan indahnya burung-burung laut berebut makanan dengan ikan tuna, mengingatkan kita pada indahnya burung-burung merpati di taman kota Paris. Bersamaan dengan acara pancing, wisatawan juga dapat menikmati keindahan ikan paus dan lumba-lumba yang jinak serta burung laut yang berenang dan terbang dekat dengan wisatawan.
Wisata bahari juga dapat dinikmati oleh wisatawan dari pesisir pantai ketika dilakukan acara lomba Arombai yang dilaksanakan untuk menyambut HUT 17 Agustus setiap tahun atau pada acara-acara khusus yang diadakan menyambut tamu-tamu atau wisatawan penting pada setiap bulan Juli dan Oktober. Acara yang tak kalah menarik lainnya adalah acara timba uli yang bisa disaksikan
setiap tahun dua kali yaitu pada bulan Maret dan April pada menjelang malam bulan 15 hari (dilangit) pukul 17.00 sampai dengan 20.00 WIT. Timba uli adalah “pesta laut” masyarakat Banda untuk menangkap hewan laut sejenis ulat laut berwarna hijau yang panjang (menyerupai benang) dan berbulu. Pada acara ini, berhamburan masyarakat Banda ke pantai, laki dan perempuan, tua dan muda,
Dengan mambawa alat tangkapan uli (alat tangkap uli) menyerupai serok (bahasa Jawa Timuran) terbuat dari kain halus dan berbagai jenis lampu, menunggu keluarnya uli dari dasar pantai pesisir laut kemudian ditangkap. Hasil tangkapan uli kemudian dimasak dengan bumbu khusus kemudian menjadi sajian khas, lezat dan bergisi tinggi yang dimakan dengan sagu atau singkong rebus.