Dewasa ini banyak sekali warga Amerika yang menjadi Muallaf dengan memeluk agama islam. Abdul Rahman adalah seorang anak muda Amerika yang memeluk agama Islam dalam usia yang sangat muda. Ia tertarik pada Islam dan memeluk agama suci ini selepas membaca biografi Malcolm X. Inilah penuturannya:
Saya lahir dalam keluarga Kristen,
tetapi kami tidak pernah mengamalkannya. Kami hanya ke gereja beberapa kali
dalam setahun untuk menghadiri acara Natal, Paskah, dan cuti. Tuhan hanya wujud
pada hari Minggu di gereja untuk keluarga saya, bukan di luar gereja. Beginilah
kondisi mayoritas keluarga Amerika dewasa ini.
Saya seorang pemikir yang logis.
Ketika saya berusia 11 atau 12 tahun, saya sudah mulai berpikir tentang diri
saya. Saya bertanya sendiri, apakah Tuhan itu benar-benar ada? Pertanyaan ini
muncul mungkin karena timbulnya pertentangan antara sains dan agama atau antara
rasionalitas dan agama di Amerika; saya pikir perkara ini bertolak belakang
pada gereja Kristen di Eropa. Ada saja isu-isu yang timbul di gereja berkaitan
pertentangan gereja Katolik dengan sains dan kemajuan.
Ketika saya membandingkan apa yang
saya lihat dalam Injil, dan apa yang saya tahu tentang trinitas serta
kepercayaan-kepercayaan lain dalam Kristen, dan dengan sains dan evolusi serta
bukti, saya akan condong pada sains dan saya memilih untuk tidak percaya pada
Tuhan.
Pertama kali berkenalan dengan Islam
ialah ketika teman saya Michael Dan, seorang teman di sekolah tinggi yang juga
tetangga saya yang kemudian memeluk agama Islam. Ketika Michael memeluk Islam,
banyak perubahan yang kusaksikan pada dirinya. Sebelum Islam, ia sering
melakukan perbuatan yang menyebabkan kehidupannya berantakan. Ketika itu ia
benar-benar berada di jalan yang salah.
Ia menjadi seorang Muslim pada usia
15 tahun. Ketika itulah ia meninggalkan banyak sekali perbuatan-perbuatan keji
dan mengamalkan perbuatan baik. Saya bertanya apakah yang menyebabkan ia
berubah dan menjadi seperti itu??
Ia menjelaskan bahwa kini ia adalah
seorang Muslim. Perkara ini berlaku sebelum peristiwa 11 september. Orang di
Amerika tidak begitu tahu tentang Islam. Malah hingga sekarangpun mereka belum
tahu banyak tentang Islam. Saya bertanya kepadanya apa itu Islam?
Ia menjelaskan Islam kepada saya dan
saya begitu terkejut karena Islam amat dekat sekali dengan Kristen dan
Judaisme. Dan agama ini begitu logis sekali. Karena hanya ada Tuhan yang Esa
yang menurunkan wahyu kepada para nabi dan utusan-Nya. Mereka semua adalah
manusia biasa seperti kita yang diutus oleh Tuhan untuk manusia. Pada ketika
itu saya belum punya keinginan menjadi Muslim, tetapi semuanya kelihatan begitu
logis sekali.
Tidak lama kemudian saya membaca
buku "The Autobiography of Malcolm X". Dalam buku itu, saya
benar-benar mengapresiasi penjelasan Malcolm X tentang Islam. Saya ingin menjadi
Muslim karena saya dapati bahwa Islam merupakan satu-satunya solusi untuk
mengatasi rasisme dan banyak masalah lain yang wujud di Amerika. Sayangnya saya
tidak mempercayai Tuhan.
Namun saya membaca satu paragraf
dari Malcolm X yang menyebut, "Jika anda mengambil satu langkah ke arah
Tuhan, Dia akan mengambil dua langkah ke arah kamu."
Sejak itulah saya tidak lagi memakan
babi, dan saya juga meninggalkan sebagian perkara yang dilarang Islam dengan
niat semoga Tuhan membimbing saya.
Saya mula belajar lebih banyak
tentang Islam, saya sungguh terkejut ketika mendapati semua pertanyaan saya
terjawab dalam Islam, dan semuanya dapat saya terima dengan mudah. Saya turut
membaca mukjizat dalam Alquran.
Untuk saya, Islam adalah sebuah
perkara terindah dalam hidup saya. Ia merupakan sumber segala kebaikan. Ia
merupakan risalah untuk setiap ruh yang ingin mencari kedamaian, mencapai
tujuan, kesempurnaan dan kebahagiaan hakiki.
Saya mengajak setiap orang untuk
mengambil langkah menuju Tuhan, mereka akan mendapati bahwa Tuhan akan
mengambil dua langkah menuju mereka. Karena ia merupakan cahaya dari Allah, dan
dari arah mana anda melihat cahaya tersebut ia akan benar.
Sumber : Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar