Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Ramadhan adalah bulan kebaikan dan
keberkahan. Pahala amal di dalamnya dilipatgandakan melebihi hari-hari
pada bulan selainnya. Syetan dibelenggu. Pintu-pintu surga dibuka.
Sementara pintu-pintu neraka ditutup. Maka sepantasnya kita (kaum
muslimin) menyambut Ramadhan dengan penuh semangat. Sebagimana musafir
yang menyiapkan bekal perjalannya. Seorang profesional yang menyiapkan
keahliannya dengan diklat dan pelatihan-pelatihan. Dan perlu diketahui,
sesungguhnya syetan juga menyiapkan godaan-godaan -sebelum ia
dibelenggu- dengan berbagai program-program melalaikan, seperti:
sinetron, film-film, permainan-permainan, dan semisalnya. Oleh
karenanya, kaum muslimin harus benar-benar dalam mengadakan persiapan
menyambut Ramadhan ini. Sungguh bahagia orang yang bisa memanfaatkan
Ramadhan dari hari pertama sampai terakhirnya.
Bagaimana Menyambut Ramadhan
Pertama,
dengan doa. Kita berdoa kepada Allah agar menyampaikan umur kita kepada
bulan yang mulia ini. Para ulama salaf telah melakukannya. Mereka berdoa
kepada Allah enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan Ramadhan,
lalu enam bulan sesudahnya mereka berdoa agar amal Ramadhan mereka
diterima. Karenanya, kita berdoa kepada Allah agar membantu kita dalam
mempersiapkan bekal terbaik menyambut Ramadhan dan dalam menjalankan
amal-amal shalih fi Syahrin karim (di bulan yang mulia ini).
Kedua, dengan
menjaga hati terhadap kaum muslimin. Yakni jangan sampai ada kebencian
dan permusuhan antara kita dan saudara muslim kita. Diriwayatkan dari
Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مَشَاحِن
"Sesungguhnya Allah menilik pada
malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya
kecuali orang musyrik atau orang yang cekcok/meninggalkan jama'ah."
(HR. Ibnu Majah dan dihassankan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah
al-Shahihah no. 1144 dan Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1016)
Ketiga, Menyambut Ramadhan dengan puasa. Ini termasuk sunnah berdasarkan hadits Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'Anhu,
beliau berkata, “Wahai Rasulullah! aku tidak pernah melihatmu berpuasa
pada satu bulan dari bulan-bulan yang ada sebagaimana puasamu pada bulan
Sya’ban.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ذَلِكَ
شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ
تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ
يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana
manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan
tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb
semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka saat amalanku dinaikkan aku
dalam kondisi berpuasa.” (HR. Al Nasa’i. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan, lihat: Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1012).
Keempat,
memperhatikan amal-amal wajib, seperti shalat berjamaah lima waktu
sehingga saat Ramadhan tiba tidak ada pahala besar yang luput dari kita.
Usahakan sekuat tenaga, jangan sampai ada dosa yang menghambat
mengalirnya pahala.
Kelima,
membiasakan shalat malam, doa, tilawatul Qur'an sehingga kita tidak
melemah di pertengahan jalan. Perlu juga disiapkan waktu khusus untuk
tilwataul Qur'an, baik sesudah shalat atau sebelumnya, antara maghrib
dan Isya', atau waktu-waktu selainnya.
Keenam, membaca dan mempelajari hukum-hukum puasa dari berbagai kitab, kaset rekaman ceramah para ulama dan dai.
Ketujuh,
persiapan untuk dakwah dengan sarana-sarana yang memungkinkan. Misalnya,
mengadakan kajian-kajian, menyebarkan buletin dakwah, membagi buku-buku
keislaman dan selainnya. Semoga dengan itu banyak orang mendapat
petunjuk sehingga kita mendapat pahala dari amal-amal yang mereka
kerjakan.
Kedelapan,
membiasakan diri dengan akhlak baik dan menjauhi akhlak-akhlak tercela.
Ini bisa dengan merujuk kepada kitab-kitab suluk (akhlak) dan bertanya
kepada orang-orang shalih perihal akhlak mulia yang diagungkan dalam
Islam.
Kesembilan,
membuat jadwal kegiatan di Ramadhan, seperti kapan membaca Al-Qur'an,
kapan berkunjung ke saudara atau kawan, kapan bersilaturahim, kapan
memberikan santunan, sedekah dan semisalnya.
Kesepuluh,
ikut andil dalam memberikan hidangan berbuka. Ini bisa dengan
mengusulkan kepada pengurus masjid untuk mengadakan buka puasa bersama.
Minimal, sekali selama Ramadhan. Lebih baik lagi kalau bisa setiap hari.
Semoga Allah memberikan kesempatan
kepada kita mendapai Ramadhan di tahun ini. Memberi taufiq untuk beramal
shalih dan berbuat kebajikan sebayak-banyaknya di bulan yang mulia.
Memberkahi umur dan waktu kita untuk menghiasinya dengan nilai-nilai
hasanah di bulan berkah. Amiin!! [PurWD/voa-islam.com]
Sumber : Voa Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar