"Puasa tidaklah melemahkan fisik tapi justru menghidupkan pikiran dan meningkatkan kecerdasan"
Salam Basudara,,,
Mumpung lagi bulan Ramadhan, saya mau share salah satu artikel menarik tentang hikmah dari berpuasa. Semoga dengan membaca artikel singkat ini dapat membuat kita (yg muslim) lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan, Amin. Indahnya berbagi,,,
oTak Kita yang beratnya sekitar 1,3 kg tersusun atas
jaringan yang rumit. Otak bertindak atas dasar informasi yang diterima terus
menerus dan tiada putus-putusnya, serta dibantu oleh saraf dan hormon. Otak
berfungsi mengatur suhu badan, tekanan darah, keseimbangan kadar kimia dalam
tubuh, oksigen dan karbondiokasida dalam darah. Otak juga berfungsi memberi
tahu kapan saatnya tubuh membutuhkan makan, tidur, bangun dan sebagainya.
Otak memiliki kemampuan berpikir, berimajinasi, dan
berkreasi yang tidak bisa dilakukan oleh komputer secanggih apapun. Kemampuan
kerja otak sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya makanan yang masuk ke perut.
Dengan mengendalikan makanan, akan tercipta konsentrasi dan pemusatan pikiran,
yang berarti meningkatkan IQ (Intelligence
Quotient).
Apabila perut kita dipenuhi oleh makanan yang
berlebihan, maka sel-sel akan kebanjiran zat makanan, berakibat urat saraf menjadi
lembab, kerja otak terhambat, dan terjadi kemunduran intelektual, seperti
menjadi pelupa, daya nalar melemah, dan sebagainya. Disinilah pentingnya puasa,
selain sebagai pengendali nafsu, juga memberikan kesempatan pada perut dan
lambung untuk membersihkan diri. Hal ini dikarenakan oleh :
Pertama, perut
dalam keadaan kosong akan menyebabkan kosongnya zat-zat makanan didalam usus
kecil. Oleh karena itu darah terpaksa mengisap zat-zat yang basah dalam usus
dan perut sebagai gantinya. Orang yang sering mengalami keadaan yang demikian
pada umumnya mempunyai penglihatan yang tajam, gerak-geriknya cepat, serta
memiliki kecakapan menganalisa persoalan dengan mudah.
Kedua, setelah
zat-zat yang basah siap dihisap oleh darah tadi hilang, maka usus dan perut
menjadi kering dan panas, dalam keadaan demikian biasanya orang mempunyai sifat
sederhana dalam segala hal, bertindak tegas dalam mengambil keputusan tanpa
sikap ragu-ragu.
Ketiga, dalam
keadaan usus dan perut kosong tadi maka lendir yang berada dalam usus dan perut
akan menjadi hancur. Lendir inilah yang menjadi sumber penyakit. Lendir ini
kalau selalu bertambah dalam usus dan perut akan menyebabkan timbulnya penyakit yang dinamakan muceszichten.
Jika seseorang dihinggapi penyakit ini, ia akan bersikap pasif, rendah dan
lemah daya pikirnya, serta lambat dalam segala-galanya.
Muceszichten ini banyak jenisnya, antara
lain menyebabkan lemahnya pencernaan, karena makanan di dalam perut tidak lekas
hancur (halus) lantaran licin oleh banyaknya lendir yang mengakibatkan kerja
saraf otak dan tubuh menjadi lamban dan lemah. Lambatnya kerja serat saraf otak
menyebabkan pikiran menjadi tumpul, sukar sekali untuk berpikir dan menerima
pelajaran. Sementara fisik selalu terasa berat, malas dan lemah.
Syaikh az-Zarnuji (570-636 H) dalam karyanya
Ta’limu Muta’alim yang terkenal didunia pesantren menyatakan bahwa para
penuntut ilmu sudah seharusnya melakukan puasa, karena dengan berpuasa otak
akan terpacu untuk berkonsentrasi, sementara banyak makan akan menimbulkan dahak
dan dahak yang banyak memicu lemah hafalan. Begitu juga Lukmanul Hakim yang
namanya diabadikan dalam al-Quran memberikan nasihat pada putranya:
“Wahai Putraku, bila perutmu penuh maka pikiranmu
akan tidur, kebijaksanaanmu akan kelu, dan anggota tubuh malas menjalankan
ibadah.”
Puasa tidak akan melemahkan fisik, atau menyebabkan
seseorang menjdai kekurangan gizi. Puasa justru akan menyegarkan badan dan
pikiran. Di dalam hikmah disebutkan: “Barang siapa lapar perutnya maka menjadi besarlah
pikirannya dan menjadi cerdaslah hatinya.”
Imam Asy-Syafi’I berkata bahwa beliau tidak pernah
melakukan makan kenyang selama enam belas tahun kecuali hanya sekali karena
kenyang bisa berkibat memberatkan tubuh, mematikan hati, melenyapkan
kecerdasan, mendorong tidur, dan membuat malas beribadah.
Jadi,
marilah kita berpuasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar